Jangan padamkan bayang itu
kau bayang aku diri, maka kau buru aku hingga aku
bebas dari cahaya. Setelah itu kulihat kau cari diri lain,
ingin tetap sebagai bayang. Di bawah matahari hidupmu bergetar,
nafasmu berdebar setiap ada diri, lalu bayang dan diri menyatu
di dalam terang, tapi lenyap dalam pekat
tak lelah kau memburuku. Tiada sesal meski lamban kau sampai
padaku, bahkan tak jadi di dalam aku. Namun karena kesetiaan
kau tetap ingin dekat denganku, selalu mau jadi aku : diri.
dan aku melangkah paling depan, ingin lebih dulu sampai.
lupakan segaris bekas masa lalu atau sisa langkah gelisah
“Kau tau aku tulus menyayangimu. Kujaga waktu agar dapat
Bersamamu, selalu mendampingimu baik saat suka maupun
Duka” bisikmu. Aku pun masuk ke dalam matamu
aku berbasuh tangismu
aku tak pernah bisa berpaling. Aku tak ingin melupakanmu
karena untuk merengkuh bayang baru. Menghapus gambarmu
dan meletakkan wajah lain di dinding waktu. Tak mudah bagiku
biarkan aku keringkan air mataku dengan punggung
tanganmu
O hari sudah senja. Matahari beranjak ke dalam alam
kemerahan. Sunset di pelipismu bagai segaris langkahku
menuju dirimu. Cinta yang esok mungkin akan kandas.
tapi selembar tanganmu yang tersisa di setiap langkahku
akan terus mencatat bahwa kita pernah disatukan,
walau cuma sebagai bayang.
Comments
Post a Comment